Di Hold itu Bisa Jadi Selamanya

Aku senang sekali malam itu dihubungi dan mendapat kabar dari mantan rekan kerja yang sekarang menjadi teman. Dia tahu aku sedang berstatus open to work untuk bekerja kembali di corporate sehingga menawarkan aku lowongan di kantornya saat ini, tepatnya di industri telekomunikasi. Pada awalnya aku sedikit memberikan penolakan karena industri ini berbeda dari pengalamanku. Selain itu, beberapa kualifikasi tidak aku kuasai. Namun, setelah bercakap panjang lebar, dia bisa meyakinkan aku untuk mencoba lowongan tersebut, data controller.

Aku mengirimkan CVku melalui WA dan berharap resumeku tidak memalukan sejalan dengan kenekatanku mengikuti proses rekruitasi untuk lowongan ini. Selang dua hari kemudian aku dihubungi oleh Mbak recruiter di perusahan tersebut, Centratama Group. Tidak panjang lebar, beliau menjadwalkan aku untuk interview dengan user dua hari kemudian. Pada awalnya interview dilakukan online tapi satu hari kemudian aku mendapat kabar ada perubahan jadwal dan interview dilakukan offline. Posisiku di Pangkalpinang saat itu mengharuskan aku bertolak ke Jakarta. Aku tidak keberatan karena memang ada yang harus aku lakukan di Jakarta.

Interview dijadwalkan sore pukul empat langsung dengang user atau mantan calon atasanku. Interview berjalan sangat menyenangkan. Beliau sangat friendly dan luwes. Tidak ada pertanyaan yang menyudutkan. Hampir seluruh interview mengenai apa yang aku lakukan di pekerjaanku sebelumnya dari perusahaan pertama sampai terakhir, sangat detail. Tantangan dan cara mengatasi tantangan itu. Plus-minus bekerja di sana. Perusahaan yang paling membuat aku berkembang. Alasan aku meninggalkan perusahaan tersebut. Alur kerja dan masih banyak lagi. Cara Beliau membawa suasana membuat aku begitu antusias menjawab dan menjelaskan semuanya. Tidak lupa Beliau menanyakan tentang pendidikan terakhir dan tugas akhirku. Tanya jawab tersebut berlangsung sekitar satu jam yang di akhirnya ditutup dengan penjelasan Beliau mengenai Centratama Group dan detail job desc di posisi ini. Tidak muluk, Beliau juga menjelaskan tantangan yang kira-kira akan ku hadapi nanti. Beliau dan Mbak Recruiter terlihat memberikan respon yang positif. Aku optimis.

Ada empat tahap dalam proses rekruitasi ini. Setelah screening resume ada interview user yang aku lakukan hari itu. Jika cocok, proses dilanjutkan dengan tes psikologi dan intelektual. Terakhir adalah interview dengan direksi atau petinggi di perusahaan itu. Setiap proses diberikan jeda satu minggu. Jadi, jika lebih dari satu minggu tidak ada kabar dapat diartikan tidak lolos ke tahap selanjutnya. Aku interview hari Rabu, jadi, jika Rabu depan tidak ada kabar itu artinya aku tidak lolos.

Seingatku hari Selasa setelah aku interview toko tutup sehingga aku tidak bekerja di hari itu dan siang setelah makan siang aku mendapat kabar dari Mbak recruiter kalau besok aku akan melakukan tes psikologi dan intelektual. Ini berarti aku lolos. Aku senang. Tes dilakukan online dan menggunakan pihak ketiga. Selang satu jam, penyelenggara tes menghubungi aku menjelaskan proses tes tersebut dan juga mengirimkan email.

Sudah cukup lama sekali aku tidak melakukan psikotea dan ini cukup membuat aku resah serta tidak percaya diri. Untuk tes kepribadian sepertinya tidak begitu sulit karena cukup menjadi diri sendiri dan memilih yang terbaik tapi untuk tes intelektual aku sedikit menyangsikan diri sendiri untuk bisa mengerjakannya.

Tes dilakukan sore hari jam dua. Tes aku lakukan di coffee shop yang sepi dan pastinya memiliki wifi yang baik. Tidak seperti ketakutanku, tes intelektual berupa gambar. Enam bagian tes dan tiap-tiap bagian memiliki lebih dari 20 soal, aku lupa tepatnya. Ada beberapa soal yang tidak bisa aku kerjakan sehingga harus kujawab asal karene terbatas waktu. Setelah itu dilanjutkan dengan tes kepribadian yang sudah familiar.

Setelah tes adalah masa menghitung hari menunggu kabar. Kabar pun tidak kunjung datang. Satu minggu lebih. Baik, sudah waktunya melupakan itu dan aku tidak bertanya ke Mbak Recruiter karena sudah tahu rules proses rekruitasi ini. Namun rasa penasaran tetap ada, apakah benar aku tidak lolos psikotes? Akhirnya aku bertanya ke temanku dan meminta bantuannya untuk menanyakan ke Mbak Recruiter. Tidak berapa lama dia memberikan informasi kalau hasil tes psikotesku baik tapi proses rekruitmenku di hold. DI HOLD. Sampai kapan? Hanya manajemen perusahaan itu yang tahu. Alasannya karena perusahaan tersebut membeli asset dari salah satu perusahaan telekomunikasi dan assetnya tersebut termasuk SDM yang berjumlah beberapa orang. Mereka kekurangan SDM sebelum membeli aset tersebut tapi setelah itu mereka kelebihan SDM. Hal ini mengakibatkan semua proses rekruitasi ditunda sampai waktu yang tidak bisa ditentukan atau mungkin mereka akan memetakan kembali SDM mereka dan setelah itu melakukan rekruitasi kembali jika dibutuhkan.

Mengingat lowongan yang aku ambil ini tidak membutuhkan ilmu dan keahlian khusus jadi aku sedikit pesimis untuk lanjut ke tahap selanjutnya. Aku merelakan itu walaupun kegagalan membuat kekecewaan. Tidak perlu berkecil hati, tidak diterimanya kita pada proses rekruitasi kerja bukan berarti kita tidak mampu tapi bisa jadi arena ada faktor lain yang membuat proses rekruitasi kita tidak dilanjutkan.

Tetap semangat untuk teman-teman yang sedang mencari kerja khususnya di masa pandemi ini. Jika memang sudah rejekinya, kesempatan itu pasti untuk teman-teman.