Di Hold itu Bisa Jadi Selamanya

Aku senang sekali malam itu dihubungi dan mendapat kabar dari mantan rekan kerja yang sekarang menjadi teman. Dia tahu aku sedang berstatus open to work untuk bekerja kembali di corporate sehingga menawarkan aku lowongan di kantornya saat ini, tepatnya di industri telekomunikasi. Pada awalnya aku sedikit memberikan penolakan karena industri ini berbeda dari pengalamanku. Selain itu, beberapa kualifikasi tidak aku kuasai. Namun, setelah bercakap panjang lebar, dia bisa meyakinkan aku untuk mencoba lowongan tersebut, data controller.

Aku mengirimkan CVku melalui WA dan berharap resumeku tidak memalukan sejalan dengan kenekatanku mengikuti proses rekruitasi untuk lowongan ini. Selang dua hari kemudian aku dihubungi oleh Mbak recruiter di perusahan tersebut, Centratama Group. Tidak panjang lebar, beliau menjadwalkan aku untuk interview dengan user dua hari kemudian. Pada awalnya interview dilakukan online tapi satu hari kemudian aku mendapat kabar ada perubahan jadwal dan interview dilakukan offline. Posisiku di Pangkalpinang saat itu mengharuskan aku bertolak ke Jakarta. Aku tidak keberatan karena memang ada yang harus aku lakukan di Jakarta.

Interview dijadwalkan sore pukul empat langsung dengang user atau mantan calon atasanku. Interview berjalan sangat menyenangkan. Beliau sangat friendly dan luwes. Tidak ada pertanyaan yang menyudutkan. Hampir seluruh interview mengenai apa yang aku lakukan di pekerjaanku sebelumnya dari perusahaan pertama sampai terakhir, sangat detail. Tantangan dan cara mengatasi tantangan itu. Plus-minus bekerja di sana. Perusahaan yang paling membuat aku berkembang. Alasan aku meninggalkan perusahaan tersebut. Alur kerja dan masih banyak lagi. Cara Beliau membawa suasana membuat aku begitu antusias menjawab dan menjelaskan semuanya. Tidak lupa Beliau menanyakan tentang pendidikan terakhir dan tugas akhirku. Tanya jawab tersebut berlangsung sekitar satu jam yang di akhirnya ditutup dengan penjelasan Beliau mengenai Centratama Group dan detail job desc di posisi ini. Tidak muluk, Beliau juga menjelaskan tantangan yang kira-kira akan ku hadapi nanti. Beliau dan Mbak Recruiter terlihat memberikan respon yang positif. Aku optimis.

Ada empat tahap dalam proses rekruitasi ini. Setelah screening resume ada interview user yang aku lakukan hari itu. Jika cocok, proses dilanjutkan dengan tes psikologi dan intelektual. Terakhir adalah interview dengan direksi atau petinggi di perusahaan itu. Setiap proses diberikan jeda satu minggu. Jadi, jika lebih dari satu minggu tidak ada kabar dapat diartikan tidak lolos ke tahap selanjutnya. Aku interview hari Rabu, jadi, jika Rabu depan tidak ada kabar itu artinya aku tidak lolos.

Seingatku hari Selasa setelah aku interview toko tutup sehingga aku tidak bekerja di hari itu dan siang setelah makan siang aku mendapat kabar dari Mbak recruiter kalau besok aku akan melakukan tes psikologi dan intelektual. Ini berarti aku lolos. Aku senang. Tes dilakukan online dan menggunakan pihak ketiga. Selang satu jam, penyelenggara tes menghubungi aku menjelaskan proses tes tersebut dan juga mengirimkan email.

Sudah cukup lama sekali aku tidak melakukan psikotea dan ini cukup membuat aku resah serta tidak percaya diri. Untuk tes kepribadian sepertinya tidak begitu sulit karena cukup menjadi diri sendiri dan memilih yang terbaik tapi untuk tes intelektual aku sedikit menyangsikan diri sendiri untuk bisa mengerjakannya.

Tes dilakukan sore hari jam dua. Tes aku lakukan di coffee shop yang sepi dan pastinya memiliki wifi yang baik. Tidak seperti ketakutanku, tes intelektual berupa gambar. Enam bagian tes dan tiap-tiap bagian memiliki lebih dari 20 soal, aku lupa tepatnya. Ada beberapa soal yang tidak bisa aku kerjakan sehingga harus kujawab asal karene terbatas waktu. Setelah itu dilanjutkan dengan tes kepribadian yang sudah familiar.

Setelah tes adalah masa menghitung hari menunggu kabar. Kabar pun tidak kunjung datang. Satu minggu lebih. Baik, sudah waktunya melupakan itu dan aku tidak bertanya ke Mbak Recruiter karena sudah tahu rules proses rekruitasi ini. Namun rasa penasaran tetap ada, apakah benar aku tidak lolos psikotes? Akhirnya aku bertanya ke temanku dan meminta bantuannya untuk menanyakan ke Mbak Recruiter. Tidak berapa lama dia memberikan informasi kalau hasil tes psikotesku baik tapi proses rekruitmenku di hold. DI HOLD. Sampai kapan? Hanya manajemen perusahaan itu yang tahu. Alasannya karena perusahaan tersebut membeli asset dari salah satu perusahaan telekomunikasi dan assetnya tersebut termasuk SDM yang berjumlah beberapa orang. Mereka kekurangan SDM sebelum membeli aset tersebut tapi setelah itu mereka kelebihan SDM. Hal ini mengakibatkan semua proses rekruitasi ditunda sampai waktu yang tidak bisa ditentukan atau mungkin mereka akan memetakan kembali SDM mereka dan setelah itu melakukan rekruitasi kembali jika dibutuhkan.

Mengingat lowongan yang aku ambil ini tidak membutuhkan ilmu dan keahlian khusus jadi aku sedikit pesimis untuk lanjut ke tahap selanjutnya. Aku merelakan itu walaupun kegagalan membuat kekecewaan. Tidak perlu berkecil hati, tidak diterimanya kita pada proses rekruitasi kerja bukan berarti kita tidak mampu tapi bisa jadi arena ada faktor lain yang membuat proses rekruitasi kita tidak dilanjutkan.

Tetap semangat untuk teman-teman yang sedang mencari kerja khususnya di masa pandemi ini. Jika memang sudah rejekinya, kesempatan itu pasti untuk teman-teman.

Tes Kerja di Qatar Airways

Saat harapan tidak sesuai kenyataan rasanya memang tidak enak. Sudah tujuh kali apply Qatar Airways (QR) dan yang ke-8 baru dipanggil interview. Senangnya bukan main saat mendapatkan email interview via phone padahal bukan email diterima bekerja disana.

Apply menjadi Group Analyst yang masih satu rumpun dengan ilmu yang saya dapatkan selama hampir lima tahun, revenue management. Seminggu kemudian mendapat email untuk interview via phone yang dijadwalkan dua hari kemudian. Perbedaan waktu Jakarta dan Doha cukup menguntungkan. HR menjadwalkan jam 8:30 waktu Doha jadi saya tidak perlu ijin karena di Jakarta jam 12:30. Waktu istirahat siang. Dua jam sebelum interview saya gugup. Baca-baca tentang QR, mempersiapkan jawaban yang sesuai dengan background saya untuk pertanyaan-pertanyaan general. Sudah jam 12:30 tapi belum ada telepon masuk dan akhirnya jam 12:38 handphone bergetar dengan panggilan dari nomor Qatar. Saya jawab dan disambut dengan salam yang hangat. Lalu suara putus-putus, tidak terdengar jelas dan HR memutuskan untuk menelepon kembali. Setelah itu suara terdengar jelas walaupun sedikit bergema. Interview lancar dengan beberapa pertanyaan lebih ke apa yang saya lakukan saat ini. Tidak jelas ada berapa orang tapi yang menanyakan pertanyaan ada 3 orang. HR, manager dan senior analyst. Interview ditutup dengan informasi kalau hasil akan diinformasikan kurang lebih seminggu.  Itu hari Kamis dan seminggu kemudian akan menjadi detik-detik penuh penantian.

Hari minggu sore status application saya berubah menjadi interviewed yang artinya HR mengupdate tapi ini menunjukkan saya belum tentu akan lanjut ke tahap selanjutnya. Senin tidak ada kabar, selasa tidak berubah masih tetap interviewed. Buka tutup website career dengan harapan status diganti dan diundang interview kesana. Setiap email yang masuk membuat jantung semakin berdebar kencang.  Rabu pagi belum ada perubahan dan akhirnya Rabu siang saya mendapatkan email dari qr-noreply bukan dari HR. Saya agak ragu untuk membuka. Saya harus menyiapkan diri kalau-kalau saya tidak lanjut ke tahap selanjutnya, menyiapkan diri untuk menghilangkan segala harapan dan fantasi saya jika saya bekerja disana. Beberapa saat kemudian saya membuka email dan email berisi kata regret yang artinya saya tidak lanjut ke tahap selanjutnya. Waktu seolah-olah berhenti, saya coba tenang dan mencoba menunjukkan ke keadaan sekitar kalau semua baik-baik saja. Saya ambil waktu tenang di toilet. Saya berdamai dengan diri, hal ini sudah saya siapkan dan saya harus bisa menerima dan menjalani hidup selanjutnya.

Harapan itu kadang menguap menjadi awan yang melayang-layang tinggi di atas sana. Tapi perlu diingat, pada waktunya awan yang melayang-layang di atas sana yang sangat sulit digapai dengan tangan pada suatu waktu akan menjadi hujan yang turun dan memberikan kesejukan. Ada hal-hal yang kita tidak pahami diijinkan terjadi. Tidak perlu mencari tahu untuk apa dan mengapa. Yakin saja ada saatnya kita menemukan jawaban itu di waktu yang kadang tidak kita bayangkan. Tuhan akan terus bekerja di dalam hidup ini. Bagian saya adalah mengerjakan bagian saya dan selebihnya Tuhan yang menentukan.

Selamat malam, selamat tidur tenang tanpa gelisah menanti

Perpanjangan SIM C

Ga berasa udah habis masa berlaku SIM (cie yang baru ulang tahun), perasaan baru aja ngurus di JKT. Mentang-mentang udah ada motor (baru) jadi mesti ada SIM yang kalo dicek pak polisi ga kena tilang. Kan ribet kalo udah ditilang. Jadilah cari-cari info perpanjangan SIM yang ternyata sudah ada sistem online jadi ga perlu lagi datang ke tempat asal pembuatan SIM. Nah, ini baru inovasi tiada henti. Era gini masih harus balik ke tempat asal buat ngurus SIM kan brabe. Selain itu, katanya perpanjangan SIM ga ribet dan ga lama. Jadi penasaran ngebuktiinnya. Ada juga yang namanya SIM keliling, pake mobil. Kita bisa perpanjang SIM ke tempat-tempat tuh mobil nongkrong. Tiap hari beda tempat. Awalnya mau kesini, tapi karena informasi SIM keliling di Tangerang ga gitu jelas jadi ga jadi. Ada sih websitenya tapi keliatan ga update gitu. Akhir kata diputuskanlah perpanjang SIM ke Polres Metro Tangerang. Seminggu dapat jatah masuk kantor shift 2, jadilah dipake minggu ini buat ngurus SIM.

  1. Datang ke Polres Metro Tangerang. Pas mau masuk gerbang setengah tutup. Banyak polisi yang jaga pake serba lengkap plus senapan-senapan yang panjang. Ditanya salah satu polisi mau ngapain, perpanjang sim lah pastinya, masak mau menyerahkan diri buat ditilang karena SIM mati. Hehehehe. Ditanya lagi, rombongan ato sendiri. Yeee.. ini naik motor ga ada boncengan ya sendiri Pak. Mungkin dikira bapak gue calo perpanjang SIM gitu  kali ya jadi perpanjangnya langsung banyak. Sok tau ih, emang bisa tanpa harus datang. Kan mesti foto. Akhirnya si bapak nanya lagi, mau dibantu ato sendiri. Baik banget kan si bapak pake nawarin bantuan segala. Ga nyangka disambut dan dilayani sedemikian ramahnya (positive thinking). Gue jawab sendiri saja Pak. Sudah besar ini, udah biasa sendiri kok Pak. hihihi. Terus tak tanya dimana lokasinya. Terus aja ntar belok kanan mentok. Habis bilang makasih langsung capcus.
  2. Parkir motor yang pasti ga ada penjaganya. Suka-suka aja parkir tapi di tempat parkiran motor pastinya. Ntar dijitak kalo parkir di tengah jalan. Belom selesai parkir udah banyak yang nawarin jasa. Ga gitu jelas sih jasa apa yang ditawarin. Males basa-basi langsung aja gue kasih senyum dan jawaban makasih. Nah, setelah selesai parkir gue bingung lokasi perpanjangan SIM. Ga ada marga jalan di kawasan ini. Mau nanya ntar malah ditawarin jasa. Jadi pura-pura jalan santai sambil mata berputar-putar. Tada, orang tinggi banyak juga keuntungannya jadi kelihatan ada papan yang ada embel-embel SIMnya, padahal udah ketutup pager. Jadi lokasi perpanjangan SIM di Polres Metro Tangerang ini sama dengan pembuatan SIM. Lokasi agak mojok di samping mesjid. Cari aja, pasti ketemu kalo belum pindah.
  3. Sampai di pos banyak bapak-bapak yang ngobrol. Ada yang baju bebas ada yang baju polisi. Gue tanya ke yang pake seragam. Pak kalo mau perpanjang SIM gimana? Bapaknya nanya balik, SIM A atau SIM C? Gue jawab, SIM C, Pak. Langsung si bapak jawab, langsung aja tes kesehatan dulu disebelah. Jadi disebelah pos itu ada ruang kecil buat tes kesehatan. Okay, gue nurut kesana.
  4. Tes kesehatan yang gue kira bakal diperiksa ini itu ternyata cepat dan ga sampai 5 menit. Antri dulu, di depan gue ada dua orang yang baru masuk, duduk terus keluar. Wow. Ga lama gue masuk. Ada mbak-mbak yang jaga, entah dokter atau bukan. Langsung nanya mau ngapain? Perpanjang SIM jawab gue.  Mbak-mbaknya ga panjang lebar, langsung buat surat orat-oret dan bilang biayanya 30k. Mungkin gue terlihat sehat atau apakah standart sehat pembuatan atau perpanjangan SIM itu dari fisik dan bisa ngomong? Umm. Di atas meja udah ada buku tes buta warna yang terbuka itu ternyata buat pajangan aja. Padahal gue udah siap-siap mau jawab.
  5. Balik lagi ke pos, dikasih kalung tag yang menjelaskan kalau gue mau perpanjang SIM dan dibilang ke loket 2 lalu loket 4. Tidak ada penjelasan dimana loket-loket itu berada, yang terlihat hanya nomor-nomor loket di atas pintu, tapi ga ada loket 2. Kemana loket 2? Gue nyampe loket 4, gue kira ini loket-loketnya urut ternyata ga. Setelah gue tanya seseorang ntah siapa ternyata loket 2 sembunyi di balik mobil terpisah dari loket-loket lainnya. Di loket 2 itu ternyata pembuatan asuransi. Ga boleh ga mau, harus mau. Asuransi 20k. Kalau ada kecelakaan dapat 2jt. Tapi ga jelas hitam di atas putihnya asal tanda tangan aja di notanya.
  6. Setelah gue dapet kartu asuransi, gue ke loket 4. Disini kita daftar. Bayar 125k tanpa ada nota atau bukti pembayaran. Kalo gue baca-baca sih perpanjangan SIM C sebesar 75k, ada di PP 50/2010. Lebih mahal 50k, jadi teman-teman yang mau perpanjangan SIM silakan bawa uang lebih. Mungkin di tiap tempat berbeda dan yang pastinya tidak lebih murah dari 75k. Setelah itu gue diminta tunggu buat foto. Oh ya, perpanjangan SIM ada batas waktunya, 2 minggu sebelum SIM habis sampai 3 bulan setelah SIM habis. Kalo kurang dari dua minggu ditolak, kalo setelah 3 bulan jadinya buat SIM baru. Ribet kan, jadi jangan sampai kelupaan ya.
  7. Ga lama, gue dipanggil foto. Antri lah 30 menitan. Kalo sepi bisa lebih cepat. Nah, kalau mau  di SIMnya agak cakepan, bawa sisir, pake kemeja, dll ya. Biar ga butek-butek banget di SIM. Sebelum difoto, cek sidik jari dulu, empat jari kiri-kanan kecuali jempol, empat jari kanan kecuali jempol, jempol kiri dan kanan, dan jempol kanan. Habis di foto langsung disuruh keluar untuk nunggu SIM jadi. Ga sampai setengah jam sim jadi, cepat kan…

Nah, buat yang mau memperpanjang SIM ga perlu calo-caloan lah. Datang aja ke kantor polisi terdekat yang bisa ngelayanin pembuatan SIM. Kita bisa tau plus or minusnya birokrasi pembuatan atau perpanjangan SIM. Pesan gue, jangan linglung yah. Santai aja, ntar malah dibodoh-bodohin. 🙂

 

Balada Anak Kosan

Istilah kerennya merantau, jika seseorang pergi meninggalkan kampung halaman untuk melakukan hal-hal tertentu. Bisa sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau bahkan mencari pasangan hidup (keliatan banget singlenya). Gue sendiri dari SMA udah merantau. Punya kampung halaman di Pangkalpinang, pulau Bangka terus merantau ke Ibukota Jakarta buat SMA tapi tinggalnya di Pamulang. Kebayang dulu gimana awalnya naik angkot dari Pamulang ke Pasar Minggu. Berangkat harus jam 5.15 pagi, kalau udah lebih dari itu siap-siap aja macet dan pastinya ga bisa masuk ke sekolah karena gerbang dah dikunci. Satu minggu awal mata jadi kayak panda, ada lingkaran hitam imut. Untungnya ini masih tinggal sama kakak jadi ga perlu mikir makan pake apa atau nyuci baju kapan. Tapi ya karena tinggal di rumah orang lain jadi tetep ada enak dan ga nya. Setelah SMA gue pindah ke Bandung. Kuliah nih ceritanya ke IT Telkom yang sekarang udah jadi universitas. Mulailah disini gue ngekos. Awalnya gue ngekos di area yang namanya Sukabirus, disingkat SKB. Area rapet rumah penduduk sampe-sampe kosan sebelah ngomong aja kedengeran dari kamar gue. Daerah aliran sungai juga, jadi kalo lagi musim hujan bisa aja kosan di sini kerendem. ditanya jorok sih ga jorok-jorok banget, cuma rada kotor. Waktu gue dateng ada danau, kolong, empang atau apalah namanya yang kalo musim kemarau baunya bukan main. Karena rapet ya sanitasinya rada kurang bagus. Sebelah kosan gue juga langsung bersebelahan sama TPU di SKB. Tapi sampe gue pindah dari sini ga pernah dinampakin kok. Good pointnya dari SKB ini, banyak makanan. Jadi ga akan susah nyari makanan disini apalagi yang uang bulanannya lumayan. Ya kalo gue cukup dengan makan tiga kali sehari tapi yang ketiganya paruhan dari yang kedua ya. Selain itu dekat sama kampus jadi ga perlu jalan-jalan jauh udah nyampe kampus dan banyak tempat fotokopian tempat master TP.

Setahun gue bertahan di SKB dan akhirnya ada temen gue yang ngajak ngekos bareng. Tawaran gue terima. Mencari-carilah kami rumah yang dikontrak buat mahasiwa cowok . Dari pojok sampai entah kemana kami survey. Ada yang murah tapi jauh banget, ada yang kamarnya luas tapi langganan banjir, ada yang asri tapi yang punya kosan galak. Masuk gang keluar gang akhirnya dapatlah kontrakan di area Babakan Ciamis. Ga terlalu jauh dari kampus tapi kalo bangun 15 menit sebelum kelas mulai udah pasti telat. Tempatnya enak, dekat jalan tapi ga debu karena lokasi dibelakang satu rumah dari jalan. Ibu kosannya baik dan cantik. Sunda asli euy. Harganya juga ga mahal, pas buat mahasiswa yang pas-pasan. Ada empat kamar di satu rumah. Bayarnya ga satu rumah tapi satu kamar. Dari semester tiga sampai lulus tinggallah gue disini. Sampe-sampe ada paguyuban Babakan Ciamis yang juga sempat ngadain arisan dan persekutuan Babakan Ciamis.

Lulus kuliah gue kerja di Purwakarta dan ngekos lagi. Karena area kerja gue yang rada hutan agak susah memang nyari kosan yang cocok. Mondar-mandir area perkampungan dekat Cibungur akhirnya dapatlah kosan di depan dan dekat perumahan umum Bukit Indah City / Kota Bukit Indah. Kosannya adem karena depannya banyak pohon-pohon gede dan kalo pagi-pagi bakal ada suara lonceng kalung sapi yang lagi makan rumput di hutan buatan depan kosan. Makanan lumayan banyak tapi yang ga sampe larut malam gitu. Tapi karena jauh dari kota agak susah dapat sinyal hp atau sinyal TV. Jadinya punya TV buat pajangan aja karena ga bisa pake antena indoor.

Karena gue pindah kerja jadi gue pindah kosan juga dong. Yang dulunya di pelosok, pindahlah gue ke Tangerang dekat bandara. Rumah yang dijadiin kosan. Lokasinya di Perumahan Bandara Mas ada 8 kamar, ada dapur, ada kamar mandi 3, ada ruang tamu, ada internet, ada yang bersih+bersih juga  dan bibi yang nyuci. Lengkap dah dan sesuai dengan harga juga. Kalo sebelumnya area hutan ini area lumayan panas tapi kosan gue lumayan dingin sih. Disini langgananan banjir ternyata, kalau dah hujan seharian bisa-bisa jalanan udah jadi sungai kecil. Kalau udah musim hujan dan hujan seharian langsung deh jadi kali jalanan depan kosan. Air ga masuk ke kosan cuma di jalan aja sih karena kosan tinggi tapi tetap aja ga bisa kemana-mana wong air di jalan depan kosan udah sepaha atas.

Jadi sejauh ini udah ada 4 kosan yang gue tempatin. Banyak hal-hal yang lucu, aneh, nyebelin, ngangenin dari masing-masing kosan,

1. Pernah dikosan pertama gue waktu kuliah si teteh kosan marah-marah ga jelas pas gue pulang kuliah. Ga ke gue sih marahnya cuma karena dia kesel di cerita sambil ngomel-ngomel ke gue. Jadi ceritanya, ada yang ngekos juga di kosan gue ngeletakin botol isi air k*nc*ng di samping tempat sampah. Entah kenapa tuh botol ga langsung dimasukin ke tempat sampah. Si teteh kosan punya anak kecil. Entah gimana perkaranya si anak teteh ngambil tuh botol terus minum tuh isi botol. Dikira teh kali ya. Gue yang denger cerita itu antara geli, jijik, sama ga habis pikir.

2. Kosan gue di Purwakarta itu kan yang ngekos bukan cuma bujangan kayak gue tapi juga yang udah suami istri. Namanya juga kosan, kamarnya nempel-nempel. Entah lagi nonton atau lagi ngelakuin itu terdengarlah suara-suara aneh ke kosan gue. Alhasil malam itu gue tidur sambil denger musik pake headset. Coba kek puter musik atau nyalain keran air biar ga jelas banget suaranya, gue kan masih single.

3. Kosan gue yang kedua di Babakan Ciamis deh yang paling ngangenin. Senyum tetehnya itu loh. Ditambah lagi tetehnya suka ngasih makanan. Entah itu gorengan, oleh-oleh dari kampung atau kadang lauk. Kapan-kapan deh kalo gue kesana main mau bawa makanan apa kek buat si teteh dan keluarga.

4. Gue ngerasain banjir ya dikosan sekarang ini. Karena gue di lantai atas ga terlalu heboh malam harinya. Tapi pas pagi-pagi mau kerja ternyata jalanan depan udah jadi kali. Mana hari kerja lagi. Alhasil hari itu gue masuk siang dan pas mau ke kantor air masih sebetis. Tapi ini pengalaman gokil gilak.

Ngekos juga ternyata banyak manfaatnya loh,

1. Karena gue juga suka masak, jadilah gue suka beli sayur sendiri, buka-buka resep dan masak sendiri. Walaupun kadang rasanya ga karuan tapi ini buat kita bisa makan makanan sehat yang ga pake penguat rasa dan bisa ngelatih ilmu memasak.

2. Kalo dulu di kampus ada mata kuliah manajemen keuangan ternyata hidup ngekos juga bisa membuat kita lebih lagi belajar memanajemen keuangan. Dari pendapatan yang didapat udah langsung bisa ngeplotin pengeluaran-pengeluaran. Gue suka belanja bulanan karena belanja fokus pada kebutuhan. Kalo sering-sering masuk ke swalayan bisa-bisa jadi banyak yang dibeli atau bahkan yang diperluin ga dibeli malah yang ga diperluin dibeli. Jadi boros deh.

3. Kalo di rumah ortu atau keluarga kita sering diatur, misalnya bangun pagi atau pulang malam jam berapa. Kalau ngekos pastinya kita yang harus ngatur kegiatan kita dan waktu kita. Produktif ga nya waktu kita di kosan kita sendiri yang nentuin apalagi ga ada yang meratiin.

4. Temen kosan yang jadi keluarga baru buat kita. Jadi jadiin temen kosan lo sebagai keluarga baru. Tiap hari kita bakal ketemu sama dia-dia juga. Apalagi yang kosannya kayak rumah, pastinya bakal berasa banget. Dapur bareng, kamar mandi bareng, tempat nonton bareng. Asal jangan mandi bareng aja.

Sebenarnya masih banyak hal-hal positif lainnya yang didapat saat ngekos. Yang mau nambahin monggo aja. Tapi kalo dipikir-pikir, kosan juga ada sisi negatifnya, misalnya:

1. Buat hidup kita nyaman. Coba bayangin kosan yang sebulan bisa 1,5 juta per bulan. Sebenernya kalo jeli ada rumah yang sebulan uang angsurannya udah dapat 1,5 juta. Tapi karena dengan ngekos ga perlu mikir-mikir bayar listrik, nyuci, rumah rusak dan lain sebagainya bisa jadi kita ngerasa nyaman dengan hidup ngekos.

2. Ruang gerak terbatas. Ini pasti lah ya. Kita bisa bebas di kamar kita tapi ga bisa bebas kalo udah menggunakan fasilitas bersama. Misalnya dapur, kalo ada orang yang masak pastinya ga bisa bareng. Jadinya harus giliran.

3. Susah kalau mau beli barang. Misalnya kita ga bisa nyicil buat beli lemari atau alat-alat elektronik buat nanti-nanti. Mau disimpan dimana coba, isi kamar aja udah full.

Nah, empat kali ganti kosan, gue ngerasa menyenangkan apalagi kosan yang gue pilih sesuai dengan apa yang gue mau. Ga enak juga kalo dah netap di kosan terus cari-cari kosan baru. Rada ribet sama packing dan ngangkut-ngangkut barang. Pernah mikir punya rumah sendiri? Pastinya lah. Tapi tabungan belum terpenuhi buat DP, jadi dihold dulu ya sampai bisa buat DP. Amiiiinnn..

Kalau udah ngekos, pilih bener-bener tuh kosan karena paling ga enak kalo tempat kita istirahat malah buat kita jadi kesel. Keadaan bisa aja mempengaruhi kita tapi lebih baiknya kalo kita yang bisa mengontrol diri dengan melakukan hal-hal yang menjadikan keadaan kita sesuai dengan keinginan kita.

Doa 14 Tahun

Setuju dengan pernyataan menunggu adalah hal yang membosankan. Apalagi jika menunggu tanpa ada hal yang menarik disekitar kita. Tidak heran jika karena tidak sabarnya menunggu, orang harus rela mengorbankan nyawanya atau sekedar ditilang polisi di perempatan lampu lalu lintas. Itu baru menunggu lampu merah yang akan hijau lagi setelah dua menit. Dua menit! Yang sama dengan 120 detik!

Tapi pernyataan menunggu adalah hal yang membosankan tidak berlaku jika menunggu itu disertai pengharapan. Pengharapan akan suatu hal yang dirasa tidak mungkin akan terjadi di akal pikiran manusia. Pengharapan yang hanya kepada Dia yang dapat mengetahui maksud dan tujuan dari pengharapan itu sendiri. Pengharapan yang tidak mengecewakan dan pasti tidak mengecewakan.

14 tahun aku berharap. Harapan yang disertai lutut yang bertelut, air mata, tangan yang melipat dan mata yang terpejam. Dan hari ini aku melihat pintu tempat dimana aku berharap mulai terbuka. Dibukakan oleh tangan yang penuh kasih. Aku mendengar bagaimana Ia menekan gagang pintu dengan sangat berhati-hati. Suara gagang pintu  itu mememecahkan pikiran kemustahilan didiriku. 14 tahun sudah. Pintu yang terlihat begitu rapat tertutup mulai terbuka.

Namun ada hal lain yang memekikkan telingaku dan mengusik pikiranku. Mengapa dengan cara yang seperti yang kualami sekarang? Mengapa dengan penuh air mata, dengan teriak, dengan amarah? Aku tidak tahu. Hanya Dia yang tahu. Tapi yang aku tahu pasti, Ia ingin aku semakin kuat, semakin dibentuk, semakin yakin dan percaya tangan-Nya tidak kurang mahir untuk membuat hal-hal yang laur biasa. Jika dalam 14 tahun ini Dia bisa menguatkan aku,  begitu juga dalam waktu yang sesaat ini Dia bisa menguatkan bahkan mengangkat aku lebih tinggi.

Seiring berjalannya waktu, aku akan terus menunggu pintu itu terbuka lebar. Aku tidak mau melewatkan waktu dimana sukacitanya Bapa melihat anak-Nya yang hilang telah kembali.

Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.

Bergabung di Garuda Indonesia

Sudah hampir empat bulan saya bergabung di salah satu BUMN pembawa nama bangsa. It is the flag carrier of Indonesia, PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk – kedepannya disingkat GA. Dimulai dari sepuluh bulan yang lalu mengikuti seleksi disini dan seleksi berlanjut 6 bulan. Sekarang, jadilah saya pegawai GA yang masih berstatus PKWT. Awalnya saya mengikuti proses MT Garuda Indonesia. Namun, sudah sampai tahap PANTUHIR lalu gagal. Saya pun dimasukkan ke jalur lain dan bergabung di bagian Revenue Management yang berada di bawah Direktorat Sales dan Marketing. Kerjaanya apa? Itu akan saya share di post lainnya.

Garuda Indonesia

Ini tahap tes yang saya lalui untuk bergabung di Management Trainee GA:

1. Administrasi (online)

2. Tes Psychometric (online)

3. FGD & Interview Psikolog yang dilaksanakan di gedung WTC II, Jakarta oleh pihak ketiga

4. Analysis Case + Interview HR di GCC

5. Medex / Medical Check up

6. Askam / Background Check/ Interview dengan BIN

7. Pantuhir / Presentasi akhir

karena setelah pantuhir saya gagal di MT jadi ada tambahan tes:

8. Interview User

Tahapnya banyak dan panjang.  Butuh kesabaran untuk bisa melewati tahap-tahap tersebut. Ada tahap yang tidak saya ikuti yaitu tes Bahasa Inggris karena saya sudah memiliki sertifikat TOEIC diatas standar yang ditetapkan GA. Namun, setiap tes presentasi itu adalah tes bahasa inggris karenaa beberapa presentasi menggunakan bahasa inggris. Selain itu, saya juga mengikuti tes Medex ulang karena hasil asam urat saya di tes pertama sedikit agak tinggi.

Memang rencana saya bukan rencana-Nya. Semua sudah diatur dan kita akan diberikan yang terbaik. Kegagalan di MT Garuda Indonesia tidak membuat saya menjadi tidak bergabung di sini. Sekarang bagian saya berkerja dengan baik. Di Revenue Management masih banyak ilmu yang harus digali. Kalau kata Ibu VP, ini adalah dapurnya GA. Saya setuju. Jalan saya disini juga masih panjang. Masih harus ada presentasi lagi untuk menjadi pegawai tetap GA dan itu dilakukan di akhir satu tahun kontrak saya sebagai PKWT.

God speed… 🙂

Sulitnya Memilih

Sungguh bersyukur jika aku boleh mendapatkan pekerjaan tidak lama setelah aku sidang. Aku menyadari ini semua karena kasih karunia-Nya.

Setelah sidang strata 1 pastinya akan ada beberapa rencana  yang biasanya dipilih, masuk ke dunia kerja, melanjutkan sekolah, berwirausaha atau liburan dulu. Aku memilih untuk masuk ke dunia kerja biar dapat penghasilan sendiri, biar bisa mandiri dan biar bisa mendapatkan pengalaman dan mengembangkan apa yang telah kudapat di kuliah. Pilihan ini membuat aku harus berusaha mencari pekerjaan. Aku apply ke sana-sini, tes ke sana-sini, harap-harap cemas menunggu hasil tes, ya, intinya hidup menjadi job hunter itu nano-nano. Cemas iya, gugup iya, senang iya, habis duit iya, warna-warni rasanya…

  • Diantara tiga pilihan

Setelah sidang ada beberapa perusahaan yang kuikuti untuk proses menjadi pegawai mereka, tepatnya tiga yang prosesnya aku ikuti.  Orang Tua Group, ini merupakan kali kedua aku diproses disini, dimana yang sebelumnya aku yang mengundurkan diri setelah diterima karena masih sibuk dengan tugas akhir. Bank Mandiri, yang merupakan hasil dari titian karir ITB. Nissan, yang merupakan panggilan kedua karena sebelumnya aku memutuskan tidak mengikuti tes di sini karena bentrok dengan kegiatan wodia. Sebenarnya masih ada beberapa perusahaan yang menghubungi untuk mengikuti kegiatan recruitment mereka, tapi aku putuskan untuk tidak mengikuti karena ternyata riweh dan pusing juga banyak tes kerja dalam satu waktu.

Dari ketiga perusahaan tersebut, Puji Tuhan ketiganya aku lolos. Orang Tua Group sebagai supervisor logistic di Formula, Nissan di Research & Development Engineer dan Mandiri di ODP. Namun, ternyata aku mengalami kesulitan dalam memilih. Banyak hal yang kupertimbangkan  dari jenis perusahaan, passion ku, sesuai  tidak sama jurusanku, jenjang karir dan pendapatan. Aku mencari informasi, dari senior yang sudah kerja, dari kaskus, dan dari blog yang membagikan tentang pengalaman mereka  saat bekerja disana.

Orang Tua Group, pekerjaan disini sesuai dengan jurusanku. Yang diurus logistic, bagaimana, dengan apa, kapan harus mendistribusikan produk. Namun aku sedikit kurang yakin setelah sharing dengan kakak kelasku yang sudah bekerja di bagian yang sama. Katanya lebih baik mencari pekerjaan di tempat lain karena di bagianku ini kurang cocok buat ku. Sulit berkembang di bagian ini, yang dikerjakan itu-itu aja. Itu kata seniorku. Selain itu, disini harus tahan banting, harus orang yang mau banting tulang. Kalau masalah gaji, disini gajinya standart untuk fresh graduate untuk bekerja di jakarta.

Bank Mandiri, hmmm, sebenarnya bekerja disini merupakan passion ku. Suasana kerja  yang cocok buatku, kerja dengan pakaian rapih, di dalam kantor yang berAC, formal, dll.  Selain itu, kita akan safe jika kerja disini, ga perlu mikirin bakal dikeluarkan dan persaingannya di dalam. Selama masa kontrak udah dijamin aman untuk mendapatkan penghasilan, kecuali ada kasus tertentu. Aku juga udah banyak dapat teman disini jika aku masuk angkatan ODP  ini yang sama-sama berjuang bersama dari tes pertama sampai wawancara BOD. Tapi, di sini aku harus kontrak selama 3 tahun dan jika mau keluar, pinaltinya besar. Kalau tidak salah sampai ratus jt an. Buseet, gaji 3 tahun aja belum tentu nutupin (aku baru tahu setelah mendapat penjelasan dari HR nissan, hal ini diatur dalam undang-undan). Hahahaha. Selain itu, pertimbanganku adalah karena aku masih muda aku ingin bertualang  dulu mencari pengalaman ke tempat lain. Pernah sharing dengan orang yang bekerja di bank juga dan dari teknik industri, kalo udah kerja di bank bakal susah keluarnya. Kalopun keluar dari bank dimana kita bekerja, masuknya ga jauh-jauh dari bank juga. Selain itu, kata senior ku yang udah penempatan di Ambon akan lebih baik jika mencari pengalaman di tempat lain dulu. Bakal terikat lama jika milih disni.

 Nissan, pasa awalnya aku tidak ada rencana untuk kerja disni. Tapi untuk jaga-jaga ga lolos di mandiri dan OT jadinya aku ikut tes di nissan. Kerja di nissan, sebagai engineer R&D, sangat cocok dengan jurusanku. Tapi, aku agak sedikit takut karena ilmu yang kudapatkan di kuliah tidak terlalu manufaktur dan di nissan aku harus tau banyak tentang ilmu di manufaktur.  Tempat kerjanya jauh di Purwakarta, tapi sebenarnya lebih dekat ke Cikampek. Tempatnya sangat jauh dari tempat hiburan, jajanan yang  jarang dan berada di kawasan industri. Intinya, lebih baik di dayeuh kolot tempat ku kuliah dari pada tinggal di daerah sini.

–          Waktu-waktu penentuan

OT memberikan kabar terlebih dahulu karena tes disini termasuk cepat. Kedatangan pertama ada psikotes, Interwiew dengan HR dan interview dengan manager HR yang lebih spesifik. Minggu depan, tes kedua adalah FGD (menyusun lego), presentasi tugas akhir dengan ChiefHR. Beberapa hari kemudian, tidak sampai seminggu,   hasilnya akan ditelpon apakah kita diterima atau tidak dan kemudian kita akan diminta untuk mengatur jadwal offering letter dengan user, disini akan ada penawaran gaji dan penjelasan tentang pekerjaan kita. Namun, aku menunda untuk offering letter karena menunggu kabar dari mandiri dan nissan. Aku menjadikan OT sebagai pilihan terakhir jika mandiri dan nissan tidak masuk.

Mandiri sebenarnya sudah selesai duluan dari pada nissan. Tes terakhir adalah interview BOD hari jumat dan dijanjikan akan dikabarkan hari senin. Nah, selesai BOD di dalam bis menuju bandung aku dihubungi HR Nissan untuk datang hari selasa. Aku jawab ya, karena  jika aku tidak diterima mandiri aku akan mencoba di nissan di tes terakhir. Aku begitu menantikan SMS dari Mandiri hari Senin tapi sms tak kunjung tiba. Saling bertanya ke teman-teman yang juga ikut interview BOD dan ternyata tidak ada satupun yang dihubungi. Positif thinking, mungkin HRnya lagi sibuk atau mungkin ada reschedule.

Selasa datang, aku belum disms mandiri hingga siang. Jam 12 aku bertolak dari bandung ke purwakarta untuk interview user jam 4 sore. Interview  selesai, setelah aku interview aku bicara ke HR Nissan jika aku sedang menunggu kabar dari mandiri dan kemungkinan akan masuk  kerja beberapa hari setelah aku dihubungi. HR Nissan pun mengabarkan kalau hasilnya akan diberitahu secepatnya setelah ada acc dari HR Nissan Thailand.

Tidak lama meletakkan badan di kursi bus Purwakarta – Bandung setelah pulang dari interview user  di Nissan, aku ditelpon  HR Nissan jika aku diterima. Hari kamis akan offering letter pukul 08.00. Kaget, sangat cepat hasilnya. Waahhh. Hal yang lebih luar biasa lagi ketika aku sedang online dengan HR Nissan ada penanda SMS masuk. Setelah selesai berbicara aku cek SMS dan ternyata  isi smsnya aku diminta offering letter di mandiri hari kamis pukul 11.00. Sukacita, bersyukur, pengen teriak di bis, jantung berdetak lebih kencang dan kemudian aku bingung. Aku bingung memilih. Hahahahaha.

Untuk nissan aku tidak langsung menjawab iya, aku meminta waktu untuk mempertimbangkan rabu sekitar pukul 09.00. Mandiri pun tidak langsung kujawab, mereka memberi batas konfirmasi sampai rabu pukul 11.00. Hingga pukul 08.00 hari rabu aku belum ada jawaban pasti. Dan tiba-tiba OT menghubungi aku untuk offering letter hari jumat. Dengan penuh maaf dan rasa tidak enakan aku menjawab tidak.  Berdoa, mencari tau dimana sebenarnya aku ditempatkan. Aku mencoba untuk menghilangkan egoku dan mendengar suara-Nya. Akhirnya pada pukul 09.45 aku menghubungi nissan dan menjawab ya untuk offering letter dan bergabung disana. Selamat datang Nissan dan selamat tinggal Mandiri dan OT. Jika memang ada kesempatan, mungkin kita akan bertemu di lain waktu.

Dengan iman, pengharapan dan kasih.

Endar Permadi

3 July 2012 , 18.55 PM

 

 

 

Tes ODP Mandiri Jilid II

Jika sebelumnya aku membagikan tentang tes ODP Mandiri empat tahap awal, kali ini aku akan membagikan 2 tahap selanjutnya.

  • MCU (Medical Check Up)

Ini merupakan tes tahap lima. Tidak banyak yang dibutuhkan, hanya tubuh yang sehat karena pada tes tahap ini hampir semua bagian tubuh diperiksa.

Setelah pulang dari LGD, malamnya aku diSMS untuk mengikuti MCU di Bidakara Medical Center hari Rabu, 13 Juni 2012. Kali ini yang mengirim SMS bukan dari Bank Mandiri langsung tetapi oleh pihak Bidakara. Pada SMS tersebut juga diminta untuk puasa mulai pukul 21.00.  Jadi tidak boleh makan apapun hanya boleh minum air putih.

Besoknya, aku sampai di Bidakara. Tempatnya bagus dan dari pandangan pertama dapat diterka ini sepertinya laboratorium elit dan mahal. Di tempat ini yang mengikuti tes adalah yang laki-laki sedangkan yang perempuan MCU di sahid, kalau tidak salah. Tahap pertama adalah rontgen dada, kita langsung bisa melihat hasilnya langsung di monitor. Tahap kedua adalah cek darah yang tentunya menggunakan jarum suntik. Selanjutnya diambil sampel urin dan kemudian tes mata, baik buta warna, tes kelainan mata, dll. Setelah itu aku diperbolehkan menyantap snack. Akhirnya makan juga walaupun hanya dengan kue tapi cukup mengisi kekosongan perut.

Setelah makan, aku tes jantung. Karena pertama dan sedikit nervouse jadinya hasil tes jantung kurang bagus, denyutnya ga stabil kata petugasnya. Setelah itu ada tes tinggi badan, berat badan dan pendengaran. Pada tes pendengaran, aku diminta untuk masuk ke ruang kedap suara dan memakai headset. Jika kemudian mendengar suara aku diminta memencet tombol. Tes selanjutnya adalah tes pernapasan. Bagi yang sering mengikuti paduan suara sepertinya tidak perlu khawatir karena tes ini seperti pemanasan sebelum latihan, hanya saja ada alat yang dapat mengukur pernapasan. Setelah ini aku harus mengikuti tes yang paling aku benci, tes fisik dokter. Pada tes ini kami dibagi dua, ada yang diperiksa oleh dokter pria dan ada yang dokter wanita. Aku bersyukur aku diperiksa dokter wanita karena jika diperiksa dokter pria katanya disuruh membuka seluruh celana untuk cek ‘anu’nya. Jadi serem sama dokternya. Pada tes ini pada awalnya dokter memeriksa seperti saat kita sakit, dada kita diperiksa dengan stetoskop, perut ditekan-tekan, mata dan lidah dilihat-lihat. Kemudian diperiksa amandel, farises , gerak reflek dan yang terakhir adalah ambeien (dengan memeriksa anus). Hiiiiii. Setelah itu adalah tes terakhir yaitu cek USG abdomen. Jadi bagian perut kita akan di USG. Pada tes ini, dokternya agak ketus. Ga nyantai. Tidak seperti dokter-dokter yang sebelumnya. Maklum, sudah tua. Setelah itu, selesai… Huphuphup… Ga kebayang berapa yang dikeluarkan Mandiri untuk MCU.

  • Interview BOD (Board Of Director)

Setelah MCU, sorenya dikabarkan untuk mengikuti interview BOD hari Jumat, 15 Juni 2012. Yang menginterview pimpinan yang berada satu jabatan di bawah direksi. Sebenarnya, hasil MCU belum keluar jadi hasil kedua tes ini, MCU dan BOD, akan digabungkan. Jika tidak lulus di salah satu tes maka tidak lulus.

Kami diminta untuk menggunakan pakaian sangat formal. Jas hitam, kemeja putih,  celana hitam, sepatu pantofel, kaos kaki hitam dan dasi. Karena aku tidak memiliki perlengkapan tersebut jadinya harus ada pengadaan terlebih dahulu, sekalian persiapan wisuda. BOD tiba, yang menginterview adalah Pak Tri, dari bagian komersial. Hampir semua pertanyaan tidak dapat diprediksi, jawabannya tidak ada yang benar atau salah. Pak Tri lebih banyak berpesan untuk banyak belajar, banyak mencari ilmu, harus mau berkembang mumpung masih muda. Ok Pak, akan saya lakukan. BOD tidak begitu lama, satu orang 20-30 menit. Setelah BOD kami diberitahukan akan dikabarkan hari Senin

Senin tiba dan tidak ada SMS. Semua harap-harap cemas dan saling bertanya. Ternyata semua yang mengikuti BOD belum di SMS. Agak tenang. Selasa sore, di dalam bus setelah pulang interview di Nissan aku mendapat SMS bahwa diterima sebagai ODP Regional, Kamis 21 Juni 2012 akan offering letter dan 25 Juni 2012 kelas dimulai.  Sungguh sangat bersyukur, namun, aku harus memutuskan untuk tidak bergabung di Bank Mandiri sekarang.  Maaf jika ada yang mengikuti tes ODP Mandiri tapi gugur di tahap awal sedangkan aku melepas kesempatan untuk bergabung di Bank ini.

Tes ODP Mandiri

  • Pertama, hanya coba-coba

Job Fair di ITB  menggemparkan para job seeker termasuk aku. Bagaimana tidak, dengan tiket masuk Rp 20.000,- bisa apply ke perusahaan besar. Job Fair tersebut dimulai tanggal 25-27 Mei 2012 , dari hari Jumat hingga Minggu. Aku datang hari Sabtu dengan temanku, Rebecca. Sedikit tidak bersemangat karena sudah optimis dengan tes Auto 2000 di hari Jumat. Alhasil, hanya membawa CV sebanyak tiga buah. Hanya itu. Tanpa membawa transkrip nilai, foto kopi KTP dan kebutuhan lainnya. Intinya aku tidak terlalu antusias, tidak seperti Rebecca yang membuat Application Letter dengan menyertakan perusahaan-perusahaan yang akan diapply. Niat bener eu! :p.

Sampai di Job Fair sekitar pukul 14.00 dengan kondisi kelaperan dan seingatku setelah pulang dari latihan untuk K3 di Cipaku. Keliling-keliling dan perusahaan yang diapply tidak banyak. Dimulai dengan XL di Aula Timur dan Bank Bukopin. Mau mencoba Astra, tapi tidak jadi karena sedang menunggu Auto 2000 karena berada di bawah asuhan Astra juga. Setelah berkeliling-keliling ke Aula Timur langsung menuju ke Aula Barat  yang katanya lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan yang bagus. Sampai di Aula Barat, kami lebih banyak apply. Ada Commonwealth Bank, Pertamina, Bank Mandiri, Telkomsel, P&G, dan beberapa perusahaan lainnya.

Nah, karena aku sekarang menceritakan bagaimana tes di Bank Mandiri maka aku lebih fokus mengenai perjalanan tes di Bank Mandiri.

Di stand Bank Mandiri yang tidak terlalu besar, aku dan Rebecca mengambil formulir pendaftaran untuk bergabung di Bank Mandiri. Kalau tidak salah, waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 saat kami tiba di stand Mandiri dan formulir terakhir harus dikumpulkan pukul 16.00 yang informasinya kami dapat dari pengumuman yang ada. Setelah itu langsung dilakukan seleksi administrasi dan diumumkan pukul 16.30 yang akan ditempel di mading di pintu keluar Aula Barat.  Karena waktu yang mepet dan belum sempat mengelilingi semua stand yang ada di Aula Barat, diputuskanlah mengisi formulir Mandiri tersebut sambil antri di P&G. Efesien dan efektifitas waktu. Hehehehe. Teringat, waktu mengisi formulir, Rebecca menggunakan huruf kecil padahal yang dianjurkan adalah huruf cetak. Takut langsung dieliminasi karena tidak mengikuti perintah, jadinya dia mengganti formulir. :p

Selesai mengisi pendaftaran P&G, kami kembali ke stand mandiri dan mengembalikan formulir lalu keliling-keliling ke perusahaan lainnya sambil menanti-nantikan pengumuman dari Mandiri.

Keluar Aula Barat, kami langsung cek mading dan ternyata ada mas-mas dari Bank Mandiri yang sedang sibuk menempel pengumuman. Kami tunggu dan langsung mengecek nama kami. Ada. Walk in interview di Bank Mandiri Kanwil VI Lt. 5 pukul 08.30 pada hari Minggu 27 Mei 2012.

  • Walk In Inteview

Hari Minggu kami berangkat ke tempat tujuan. Sampai di tempat dan mendapatkan suasanya sepi sunyi sendiri. Bingung, antara salah tempat, HR dan kandidat lain belum datang atau salah meliat tanggal di pengumuman kemarin. Alhasil, kami naik turun gedung mencari informasi. Rebecca panik karena baru pertama kali akan interview dan sudah menemukan kondisi yang seperti ini. Aku browsing untuk mencari Bank Mandiri Kanwil VI dan benar di gedung dimana kami berada. Mau bertanya ke  petugas keamanan tidak ada dan akhirnya kami menemukan pegawai Bank yang mungkin sedang lembur di Lt 3. Kami bertanya dan pegawai tersebut langsung melakukan panggilan. Melalui percakapan di telepon  sepertinya tidak ada test di hari tersebut dan kami disuruh melihat langsung ke ITB. Dengan was-was kami meluncur ke ITB. Tralalalalala…. ternyata kami tes besoknya, hari Senin padahal Rebecca sudah membatalkan pelayanan untuk hari itu. Lucu? Iya. Bodoh? Iya. Hahahaha.

Besoknya, dengan tepat waktu kami datang. Nah, kali ini tidak perlu was-was karena sampai di Lt. 5 kami menemukan suasana sudah ramai. Bahkan, di lobi sudah banyak orang yang berpakaian rapi yang juga akan mengikuti tes hari itu.

Kami menunggu giliran dan tibalah giliran kami. Dalam walk in interview tersebut  dibagi menjadi dua tim tiap shiftnya dan tiap-tiap tim terdiri dari tujuh orang. Pewawancara satu orang tiap tim, bapak-bapak, sepertinya manajer HR. Beliau yang menjelaskan tentang ODP dan tes di Bank Mandiri sebelun interview.

Suasana ruangan dingin, kami bertujuh duduk dan langsung ditanya nama, IPK, skor toefl terakhir, siap ditempatkan di daerah atau tidak. Itu masih menggunakan bahasa Indonesia.  Awalnya sedikit lega karena ditanya  dengan bahasa Indonesia dan kupikir seterusnya akan menggunakan bahasa Indonesia. Namun ternyata, setelah itu Bapak Pewawancara langsung meminta kami menjawab dan menjelaskan menggunakan bahasa Inggris. Pertama diminta untuk menjelaskan tentang biodata secara singkat, padat dan jelas. Kemudian Beliau mengajukan beberapa pertanyaan seperti kenapa memilih Mandiri, apply ke berapa perusahaan, kondisi perbankan di Indonesia, apa itu investasi, jenis-jenis investasi dan jika diberikan uang $10M akan diapakan dan terakhir ditanyakan hobi. Semua harus menggunakan bahasa Inggris dan biasanya yang mendapat giliran terakhir pertanyaanya semakin beranak cucu.

Tim kami selesai dan langsung pengumuman apakah lolos ke tahap selanjutnya atau tidak. Jeng-jeng-jeng-jeng, dari kami bertujuh yang ada di tim yang lolos ke tahap selanjutnya enam orang termasuk aku dan rebec. Senang!

  • TOEFL ITP

Ini tes yang sebenarnya membuat diriku takut. Bahasa Inggris dan lebih lagi toefl. Huhuhuhuhu. Sebenarnya aku tidak begitu baik di TOEFL. Namun apa daya. Tes TOEFL ini diadakan di hari Selasa, tempat yang sama dengan tes sebelumnya. Aku dan Rebecca mendapat shift pukul 16.00.

Tes tidak dilakukan oleh HR Mandiri langsung tapi dari lembaga lain yang sepertinya lembaga penyedia jasa tes TOEFL yang diakui internasional karena kami harus mengikuti standar internasional saat mengisi lembar jawaban. Tes berlangsung dan menurut aku sangat susah. Tiga atau dua kali lebih susah dari tes TOEFL yang pernah kuikuti. Ku kira hanya aku yang merasa kesulitan tapi ternyata  yang lain juga merasa kesulitan. Tidak terlalu berharap terlalu besar. Masuk ke tahap selanjutnya, bersyukur. Tidak pun tidak masalah.

Oh ya, setelah tes TOEFL ini, kandidat akan terbagi menjadi dua kategori. ODP Nasional dan ODP Regional. Tentunya dengan melihat skor TOEFL yang dirahasiakan standarnya. ODP Nasional akan ditempatkan di Pulau Jawa dan beberapa kota besar seperti Medan, Palembang, Denpasar, Balikpapan dan kalau tidak salah Makassar. ODP Regional akan ditempatkan di Bank Mandiri di luar Pulau Jawa dan kota-kota seluruh Indonesia selain yang disebutkan di ODP Nasional tadi. Perbedaan lainnya  tentunya income yang didapatkan berbeda dan jabatan yang didapatkan pun berbeda setelah training sebagai ODP. Sistem ini berlaku sampai tes tahap tiga. Jika skor tes tahap tiga tidak mencukupi untuk ODP Nasional maka kandidat akan ditawarkan untuk ikut ODP regional.

Hari Jumat siang, Aku dan Rebecca di sms Bank Mandiri dan lolos ke tahap selanjutnya yang dilaksanakan hari Sabtu. Kami berdua masuk ODP Regional,  :).

  • Tes Aptitute

Kenapa disebut tes aptitude? Aku juga tidak tau. Tapi isi dari tesnya ini adalah kemampuan logika memahami bacaan kemudian diberikan pernyataan-pernyataan yang harus ditentukan apakah pernyataan-pernyataan tersebut benar, salah atau tidak diketahui sesuai bacaan yang ada. Kemudian ada kemampuan berhitung. Pada tes ini disajikan data-data yang ada dalam kurva, grafik, atau tabel lalu ada soal cerita yang nilai-nilainya dapat kita dapatkan dari data-data yang telah disajikan. Tes selanjutnya lebih kearah mengetahui karakter kita. Ada empat pernyataan dan kita diminta untuk memilih pernyataan yang paling menggambarkan diri kita dan yang paling tidak menggambarkan diri kita.

Tes aptitude ini dilaksanakan di hari Sabtu pukul 15.00 di tempat yang sama dengan tes sebelumnya. Yang mengadakan juga bukan langsung dari HR Mandiri tetapi menggunakan lembaga psikologi internasional.

Selama tes TOEFL dan tes Aptitute ini sangat ketat pengawasannya. Yang mencotek, bertanya, bekerja sama atau tidak mengikuti instruksi akan ditandai langsung oleh pengawas tes.

Setelah tes, dikabarkan kalau hasil tes akan dikabarkan hari Rabu. Jadi siap-siap untuk menunggu. 🙂

  • LGD (Leaderless Group Discussion)

Rabu sudah lewat tapi tidak ada SMS. Okay, aku sudah mengikhlaskan untuk tidak lolos Bank Mandiri. Tapi, Jumat pagi aku mendapat SMS bahwa dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu LGD, hari Selasa, 12 Juni 2012 di  Jakarta di Mandiri Plaza Gatot Subroto Lt. 12 pukul 08.00. Tapi sayang, Rebecca tidak mendapatkan SMS tapi dia lolos ke tahap selanjutnya di XL. Semangat yaaa…

Senin sore aku ke Jakarta dan menginap di kosan kakak kelas yang sudah bekerja di Jakarta di daerah Setia Budi. Paginya aku langsung ke tempat tujuan. Sampai di sana pukul 07.15. Kepagian sepertinya. Tapi lebih baik kita yang kepagian dari pada kita telat, bukan? Dapat mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan lingkungan. Ada 43 orang di daftar hadir dan terbagi menjadi dua shift. Shift pagi dan shift siang. Untuk shift pagi yang datang 19 orang. Aku masuk ke tim kedua yang terdiri dari 8 orang di shift pagi. Empat pria dan empat perempuan. Di tim ku ada yang dari UNHAS, UNDIP, UNPAD, ITB dan juga ITT dari jurusan Teknik Telekomunikasi angaktan 07 yang sudah bekerja.

LGD diadakan selama 60 menit, 20 menit untuk memahami soal dan memecahkan masalah secara pribadi dan 40 menit berikutnya dilakukan diskusi bersama untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah yang diberikan berhubungan dengan pemasaran. Menurutku, seluruh orang dalam tim sangat baik dan mengerti solusi apa yang harus diberikan. Tidak ada yang terlalu diam dan tidak ada yang terlalu mendominasi. Semuanya hampir dikatakan sama. Ketika kami LGD, kami dinilai oleh dua orang Ibu-Ibu HR. Mereka tidak ikut dalam diskusi dan tidak memberikan pernyataan apakah keputusan yang kami ambil tersebut benar atau salah. Aku sendiri tidak tahu apa yang dinilai di LGD. Mungkin cara berkomunikasi, pola pikir dalam menyelesaikan masalah atau lainnya. Tapi pada dasarnya, aku sudah merasa memberikan yang maksimal dengan kemampuan menjelaskanku yang tidak terlalu baik.

Setelah LGD kami diberikan kertas yang berisi apa saja yang harus ada jika kami lolos dan menjadi ODP Mandiri. Dari ijazah, softcopy foto untuk nametag, foto kopi NPWP, KK, dll. Padahal, aku sendiri belum memiliki ijazah, SKL ataupun transkrip nilai yang sah dari kampus saat mengikuti tes ini.

Ibu HR itu juga mengabarkan kalau kelas selanjutnya dimulai pada 20 Juni. Satu minggu lagi. Aku tarik nafas. Hufft. Okey. Siap-siap saja kalau lolos pikirku. Aminnn! Selain itu, beliau menjelaskan bagaimana berpakaian saat final interview yang harus menggunakan jas gelap, kemeja lengan panjang putih polos dengan dasi yang tidak norak tapi serasi, celana formal gelap. Intinya pakaian yang cocok saat interview dengan orang yang jabatannya satu tingkat dibawah direktur utama.

Untuk tahap selanjutnya adalah medical check up. Lolos tidaknya, ke tahap ini akan dikabarkan hari ini juga setelah LGD. Jadi, siap-siap saja.

Berharap? Iya. Mau lolos? Iya. Capek dan sangat menggemukkan pengeluaran juga jadi job seeker. Hahahaha. 🙂

Saat aku menulis ini, aku sedang ada di travel menuju Bandung setelah LGD. Aku berharap aku bisa melanjutkan tulisan ini dan membagikan mengenai tes ODP di mandiri sampai tahap akhir atau bahkan aku bisa membagikan bagaimana menjadi ODP.

 

Dengan Iman, Pengharapan dan Kasih.

Endar Permadi

Tes Kerja Auto 2000

Pengumuman walk in interview Auto 2000 yang akan diadakan di kampus mengalihkan perhatianku. Padahal, waktu itu minggu-minggu sibuk persiapan daftar sidang. Akhirnya, kuputuskan untuk ikut. CV kukirim ke email yang ada di pengumuman. Cek dan ricek, psikotes diadakan satu hari sebelum pendaftaran sidang tepatnya hari Senin, 14 Mei 2012 pukul 07.30. Senin pun datang.  Aku bangun pukul 07.00 dan dapat diartikan aku memiliki waktu yang sempit untuk persiapan di pagi hari untuk dapat datang tepat waktu di GSG IT Telkom, awalnya ada rasa malas untuk ikut tes, namun kubulatkan tekatku untuk ikut tes. Mandi, saat teduh lalu SMSan sama teman seangkatanku yang juga ikut tes dan ternyata acara belum mulai. Buru-buru aku pergi, tiba di parkiran bertemu dengan orang yang berpakaian rapi, terburu-buru dan ternyata akan mengikuti psikotes juga. Telat juga pikirku. Hahahaha.

Psikotes berlangsung yang sebelumnya dimulai dengan presentasi tentang Auto 2000 dari manager bagian after sales Bandung. Dalam psikotes kali ini  ada tes kecerdasan, tes karakter, menggambar pohon, menggambar orang, dan tes koran (tes yang sangat tidak kusukai karena harus menghitung angka-angka yang banyak sekali, @_@).  Psikotes berlangsung  hinggal pukul  12.00.  Setelah itu diumumkan untuk istirahat dan hasil psikotes akan diumumkan sekitar pukul 13.30 yang akan dilanjutkan dengan interview HR. Weleh-weleh, aku langsung bingung. Kalau masuk ke tahap selanjutnya, waktu istirahat ini harus dipergunakan untuk bimbingan ke dosen pembimbing TA ku mengenai revisi draft akhir yang akan dikumpulkan besoknnya waktu pendaftaran. Tapi, karena ini jam makan dan istirahat siang, aku putuskan untuk makan terlebih dahulu. Selain agar tidak mengganggu dosen, perutku juga sudah keroncongan karena dari pagi belum makan dan energi sudah terkuras karena psikotes. Sebelum keluar dari GSG ternyata ada pembagian kue. Waw, baru kali ini aku psikotes dapat konsumsi. Modal juga Auto 2000 pikirku. Lalu, Aku makan dengan Tania dan Erfan yang juga ikut psikotes. Setelah makan, aku bimbingan dan meminta tolong ke Tania dan Erfan untuk melihat pengumuman. Ternyata, aku lolos ke tahap berikutnya, interview HR.Tapi sayang Tania dan Erfan tidak lolos. Lolosnya aku ke tahap selanjutnya membuat aku harus buru-buru bimbingan.

Pukul 14.30 sudah harus di GSG untuk tes selanjutnya. Aku datang terlambat karena bimbingan dan ternyata ada tes satu lagi sebelum  interview HR. Tes kali ini diminta untuk melanjutkan gambar yang ada di dalam delapan kotak. Aku minta maaf kepada HR Auto 2000 karena keterlambatanku dan menjelaskan alasannya. Ternyata aku diijinkan untuk ikut tes dan kemudian dapat jadwal interview pukul 18.00. Sekarang pukul 15.30 dan hujan. Aku tidak bisa balik ke kosan dan aku juga harus menyelesaikan revisi ku. Kuputuskan untuk mengerjakan revisi ku di Citramart, koperasi IT Telkom. Pukul 17.30 aku kembali ke GSG lewat belakang dan ternyata sudah kosong. Ya… interviewnya sudah selesai pikirku. Aku melihat ada dua orang HR yang akan keluar dari GSG. Kukejar mereka dan kuputuskan untuk meminta waktu untuk kembali mengikuti interview. Setelah berbicara kepada Ibu-Ibu HR tersebut, ternyata interview bukannya sudah selesai tetapi pindah ke CDC karena GSG akan digunakan untuk dekorasi BF. Oalaaahhh…, dan ternyata interviewnya masih di orang yang mendapat giliran pukul 16.30. Giliranku masih lama aku melanjutkan revisi di Gd. E hingga pukul 19.15. Revisi selesai. Aku kembali ke CDC, menunggu giliran dan kemudian interview pukul 20.15. Ketika interview tidak ada pertanyaan yang membingungkan, hampir sama seperti interview yang sudah pernah kujalani. Dimulai dengan penjelasan diri sendiri, kelebihan kekurangan, latar belakang keluarga, kenapa pilih Auto 2000, pengalaman diri, suka kerja bagian apa, suka otomotif tidak, bla bla bla bla. Tidak jauh dari pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Oh ya, waktu menunggu giliran, sekitar pukul 19.45 ternyata dikasih makan malam. Hmm, kembali berpikir sepertinya Auto 2000 modal  dalam perekrutan pegawai.

Tes hari itu selesai, psikotes dan interview HR. Tes selanjutnya adalah interview user. Akan dikabarkan paling lama dua minggu kemudian katanya. Tidak terlalu mengharapkan dan ternyata hari Selasa, 22 Mei 2012 mendapatkan SMS untuk datang ke Auto 2000 pusat di Sunter hari Jumat pukul 08.30 untuk posisi MT Logistic.

Kamis malam dari Bandung ke tempat kakak di Pamulang, dengan strategi besok pagi ke Sunter subuh hari. Kalau dari Bandung, bakal tidak terkejar untuk tiba tepat waktu di Sunter pikirku. Jumat pagi pukul 05.00 keluar rumah untuk berangkat ke Sunter. Sampai di Ciputat, langsung menemukan yang namanya macet. Jakarta-jakarta… Dari ciputat kemudian naik angkot ke Lebak Bulus. Sampai di lebak bulus kuputuskan untuk naik Kopaja P 20 jurusan lebak bulus – Senen. Lalu berencana untuk melanjutkan dengan angkot Senen –  Tanjung Priuk yang lewat Sunter. Namun, karena macet yang luar biasa di daerah Buncit aku baru tiba di Perempatan Mampang pukul 07.45. Lalu aku putuskan untuk naik taxi ke Sunter. Huffft..  Di dalam taxi selain fokus dengan jam tangan, fokus juga dengan argo yang bergerak cepat,30 ribu, naik 40 ribu, lalu 60 ribu dan sunter tak kunjung tiba. Finally, sampai di sunter di kawasan perkantoran Astra. Aku bingung dimana kantor pusat Auto 2000 begitu juga supir taxi karena begitu banyaknya Auto 2000 disana. Setalah mendapat pencerahan dari satpam Toyota Sunter, tibalah aku di Auto 2000 pusat dan argo mencapai nilai 73 ribu rupiah. Hikshikshikshiks.

Lapor receptionist, disuruh menunggu. Sambil menunggu, aku mendapat kabar kalau yang bakal interview user hari ini tiga orang. Tidak banyak, bahkan menurutku sangat sedikit. Aku mulai optimis dapat masuk. Tidak berapa lama, aku tahu bahwa yang datang hanya dua orang. Aku dan rekan ku (sebut saja si A, karena aku tidak sempat bertanya namanya). Si A interview duluan. Masuk jam delapan, keluar jam 10. Lama juga interviewnya pikirku. Apa aja yang dibicarakan ya… hmmm. Tak lama kemudian aku dipanggil. Interview dengan Pak Yanto dan rekan beliau. Pertanyaan pertama jelaskan tentang diri Anda, namun dengan bahasa Inggris. Kujelaskan dengan cukup baik. Selanjutnya rekan Pak Yanto yang meminta aku untuk menjawab pertanyaan selanjutnya dengan bahasa Indonesia. Pertanyaannya tidak sulit dan seperti biasanya. Sudah tes di mana saja, organisasi waktu di kampus, kesulitan dan cara menyelesaikannya, kelebihan kekurangan, dll. Interviewku tidak sampai setengah jam. Timbul pertanyaan, kenapa aku begitu cepat dan si A begitu lama. Mulai ragu.

Aku dan si A diminta untuk menunggu hingga pukul 12.00. Sambil menunggu, aku membuka pembicaraan dengan si A. Ternyata dia lulusan S-1 dan S-2 di Belanda dan mengambil logistic. Umurnya 26 tahun. Pengalaman kerja oke punya. Ciut deh aku.  Belum pukul 12.00 tiba-tiba saja seorang staff HR mendatangi kami dan mengabarkan bahwa untuk saat ini hasil interview belum bisa diproses dan akan dihubungi  paling lama hari Senin. Kami memutuskan pulang dan tidak disangka si A menawarkan tebengan sampai ke jalan Sunter. Aku tidak menolak. Kupikir dia naik motor, ternyata naik mobil. Langsung terlintas di pikiranku, lulusan S-2 Belanda, berpengalaman, mungkin sudah mapan mau mengambil MT. Tanpa pikir panjang kutanya alasannya kenapa pilih MT dan jawabannya simpel. Susah kalau tidak ada pengalaman. Banyak pertanyaan di otakku yang muncul tapi aku tidak mengutarakannya. Setelah itu aku ke terminal tanjung priuk dan kembali ke Bandung naik prima jasa. Pada saat itu, aku optimis diterima.

Hari berlalu, senin datang dan kabar dari Auto 2000 tidak kunjung tiba. Senin hampir berlalu dan tidak ada kabar. Positive thinking. Mungkin akan dikabari besok atau lusa. Mungkin HRnya sibuk. Hari berlalu hingga Jumat pagi saat aku di dalam bis menuju ke Jakarta untuk psikotes di OT Group kuputuskan untuk menelepon HR Auto 2000.  Telepon diangkat, aku bertanya dan kemudian mendapat informasi jika user belum cocok. Artinya, aku tidak diterima. That’s okay. Bye-bye Auto 2000. Welcome other. 🙂

Hidup itu penuh perjuangan…