Kalau bicara mengenai Flores ga ada habisnya.
Kali ini mau berbagi pengalaman waktu ke LBJ yang sebenarnya sudah akhir tahun lalu. Aku dan dua temanku tidak ikut open trip, jadi atur sendiri dari keberangkatan sampai kepulangan.
Sebelum ke Labuan Bajo, di Bali aku stopover, lumayan jalan-jalan dulu 1 hari disana. Karena di LBJ udah full di pantai jadi diputuskan balinya agak ke atas, Ubud – Kintamani.
Saya menginap di kosan teman yang kerja di Bali dan langsung dapat pegalaman yang luar biasa. Dini hari pintu kosan lantai bawah digedor-gedor, aku kira ada orang berantem. Temanku langsung mematikan lampu kamarnya, kembali tidur. Aku yang ga bisa tidur mendengar gedoran pintu yang semakin kuat kaget tiba-tiba pintu kosan lantai atas juga digedor-gedor termasuk kamar temanku. Kayaknya ini bukan orang berantem. Temanku mengisyaratkan untuk diam. Jangan bersuara dan tidur saja. Lima menit digedor akhirnya berhenti juga. Pagi-pagi aku tanya, ternyata itu Pecalang daerah situ yang lagi cek-cek kosan. Bingung juga kenapa sampai digedor-gedor kayak buru maling. Informasinya Warga yang tidak punya tanda penduduk sementara atau apalah namanya akan dibawa dan didenda. Oh ya, kosan temanku sampai dikunci dari luar. Cantelan gembok dikawatin dari luar dan kawatnya dikaitkan ke jendela kosan. Rada aneh sih. Yang buka kawatnya pemilik kosan temanku yang kamarnya didepan kosan.
Di Bali aku sewa motor, 50k sehari. Setelah jemput 2 temanku yang landing pagi hari kami langsung menuju Ubud dan sorenya ke Kintamani. Waktu dari Ubud ke Kintamani kami mengikuti google maps, alhasil kami dibawa ke jalan yang kiri-kanannya kebun jeruk. Keren banget kuning-kuning gelantungan. Tapi anehnya, beberapa kebun ga dipanen, jeruk-jeruk dibiarkan gitu aja. Banyak yang sudah jatuh di tanah. Mungkin harga terlalu rendah.
Gunung Batur dari Kintamani
Besok pagi aku ke LBJ, beberapa saat setelah take off di sebelah kiri terlihat gunung Rinjani, cantik banget. Tahun ini semoga kesampaian kesana. Setelah itu muncul lagi gunung Tambora. Kalau Rinjani cantik, Tambora lebih terlihat gagah dengan lingkaran kawahnya yang super besar. Sampai di LBJ jam 8an, bandaranya sepi dan terlihat ada proyek perpanjangan bandara di ujung runway. Infonya agar pesawat tipe narrow body bisa landing dan take off disana. Sambil menunggu dua temanku yang berbeda flight, aku coba makan di kantin di bawah bandara, sup ikan. Rasanya segar, manis dan asam. Setelah temanku datang, mereka makan juga. Ada bule disebelah kami, ngobrol-ngobrol dan awkwardnya kedua teman saya disangka istri.
View dari atas pulau Rinca
Dari bandara ke pelabuhan kami naik taxi 50k. Aku kira jauh, ternyata dekat, hanya dipisahkan oleh bukit sehingga tidak terlihat. Kami langsung ke pelabuhan bertemu dengan kapten kapal yang akan menemani kami selama 3H2M. Kami sewa kapal + fasilitas-fasilitasnya. Makan 7 kali dan ga mengecewakan, ada WC, kamar tidur 2 bisa untuk 3 orang per kamar, listrik malam, kalo kita butuh urgent bisa dinyalakan. Yang kurangnya mereka susah komunikasi masih malu-malu. Jadi sebenarnya kami sewa kapal ke bapak M, karena bapak M juga membawa rombongan lain jadilah kami diserahkan ke teamnya yang lain.
View dari atas pulau Padar
Tujuan pertama kami pulau Rinca, langsung lihat komodo dan tracking ke atas. Jika mau tracking harus dengan guide. Restribusi bisa langsung ke kantor di pulau Rincanya, wisman beda lagi ya harganya. Kami dapat guide yang lucu dan konyol habis, berbakat stand up comedy. Pas penjelasan peta pulau Rinca di depan kantor kami disuruh baris dulu gaya-gaya militer.
Foto dengan Komodo
Dari Rinca kami ke Padar, tracking ke atas dan menikmati sunset disana. Malam pertama kami di perairan kampung Komodo. Cuaca bagus, ombak tenang.
Sunrise di perairan kampung Komodo
Hari ke-2, pagi-pagi langsung naik ke dek untuk lihat sunrise, maunya sih turun dari kapal tapi bisa saja ada komodo jadinya di atas dek saja. Setelah sunrise dan sarapan kami ke pulau Komodo. Dermaga di pulau Komodo panjang dan kokoh, sepertinya cocok untuk kapal pesiar. Bisa jadi dulu dibangun memang untuk kapal pesiar yang singgah. Disini kita bayar lagi dan tracking ke atas. Karena pulau komodo lebih luas, jarang ditemukan komodo disini, lebih banyak di pulau Rinca. Oh ya, di pulau Komodo ada WC yang bersih. Kalau mau benar-benar nyaman buang air bisa disini. Dari Komodo, saatnya main air ke pantai Pink. Di pantai Pink ini kita dilarang untuk tracking ke atas dan waspada terhadap komodo karena masih satu kawasan dengan habitat komodo. Kapal tidak bisa merapat ke pantai jadi kita harus berenang untuk ke pantai. Benar-benar pantai yang indah. Biasanya pasir pantai berwarna putih, disini pasirnya benar-benar pink. Usut-usut, pink ini berasal dari pecahan-pecahan foraminifera yang berwarna merah dan pasir putih pantai itu.
Pink Beach
Setelah puas di pantai kami dibawa ke Manta Point. Nah disini aku mulai ga enak badan, karena memang sebelumnya sudah flu jadilah disini drop. Kepala rada pusing tapi masih semangat lihat Manta. Tiba-tiba abang kapal teriak, kiri-kiri dan memang ada manta di sebelah kiri. Pinginnya nyebur tapi karena kepala berat jadinya hanya melihat manta dari kapal. Setelah dari Manta Point kami ke Gili Lawa, sepanjang perjalanan aku hanya tidur. Sampai di Gili Lawa kami ke atas pulau menikmati indahnya gradasi laut dan indahnya sabana yang mengering. Malam ke dua kami menikmati sunset di Gili Lawa dan menginap di perairan Gili Lawa. Banyak kapal yang bermalam disitu dan salah satunya kapal sebelah yang lagi night diving, kapan bisa diving ya.
View dari atas Gili Lawa
Gili Lawa
Dari Gili Lawa kami bertolak ke arah Labuan Bajo, mampir dulu di pulau Kanawa. Kalau di NTB ada Kenawa, di NTT ada Kanawa. Di pulau Kanawa kita bisa snorkeling dan tracking ke atas melihat pemandangan pulau dan gradasi laut yang indah. Di Kanawa terdapat cottage, jadi yang mau menginap disini bisa dipertimbangkan. Tujuan terakhir pulau Bidadari tapi karena hujan kami tidak turun ke pulau Bidadari. Dari pulau Bidadari kami langsung kembali ke Labuan Bajo.
Di Labuan Bajo belum ada tempat penginapan dan ternyata sudah banyak yang penuh. Setelah beberapa penginapan kami cek, akhirnya mendapatkan penginapan agak ke atas, Bajo View. Penginapan yang katanya punya orang Itali ini berkonsepkan camp. Tidak ada ruangan, hanya tenda-tenda. Satu tenda untuk dua orang dan share room. Sore hari dari Bajo View kita bisa melihat sunset yang begitu memukau dangan indahnya Labuan Bajo. Makan di Labuan Bajo tidak sulit, jika ingin mencari seafood bisa ke pasar malam. Disana juga banyak café-café dan western food.
Sunset dari Bajo View
Santai di pulau Kanawa
Karena penerbangan dari LBJ ke DPS di sore hari, di hari terakhir di LBJ kami jalan-jalan dulu di LBJ dengan menyewa mobil yang membawa kami dari bandara ke pelabuhan waktu itu. Tempat-tempat yang kami tuju goa Batu Cermin dan bukit Cinta. Setelah itu membeli oleh-oleh di toko di dekat bandara dan langsung check in.
View dari bukit Cinta
Kapan-kapan ke LBJ lagi kalau sudah ada pasangan dan kalau lagi menghijau.