Lombok tidak hanya diberikan keindahan pada pesisir pantainya, tapi juga pada dataran tingginya yang tidak kalah indah. Menjelajahi Lombok Timur, kawasan dataran tinggi Sembalun tidak hanya menjadi salah satu pintu masuk pendakian gunung Rinjani. Sembalun, dataran tinggi yang dikelilingi oleh bukit-bukit berbalut padang rumput ini menyimpan begitu banyak pesona, bukit Pergasingan salah satunya. Berada pada bukit dengan ketinggian 1700mdpl ini, kita dapat melihat cantiknya Rinjani dipadu dengan indahnya formasi perkebunan buah dan sayur masyarakat Sembalun.
Lelah berkendara tiga jam dari Sekotong ke Sembalun, tidak menghilangkan semangat saya untuk mendaki Pergasingan. Setelah menyiapkan bekal dan peralatan untuk bermalam di Pergasingan saya siap untuk mendaki di malam hari. Pendakian saya ditemani oleh satu orang warga asli Sembalun, Pak Agus, yang lebih sering menemani pendakian ke Rinjani dari pada Pergasingan. Bisa dibilang ini pendakian Beliau ke Pergasingan setelah beberapa belas tahun lalu.
Jika membawa kendaraan, terdapat parkir motor di akhir perkampungan warga sebelum memasuki pintu masuk. Begitu juga untuk yang membawa mobil, tapi untuk mobil tidak terdapat parkiran tertutup hanya di pinggir jalan saja. Saya memulai pendakian sekitar pukul delapan malam dan bertemu dengan penjaga pintu pendakian Pergasingan di tengah jalan perjalanan saat mereka akan pulang. Restribusi sepuluh ribu rupiah per orang dan mereka memberikan nomor yang dapat dihubungi jika terjadi sesuatu. Saya senang karena bukan tergolong pungutan liar yang tidak bertanggung jawab.
Lima menit berjalan dari tempat parkir ke pintu masuk. Pendakian awal adalah anak tangga yang sebenarnya lebih melelahkan dibanding dengan jalan tanah biasa. Pendakian tergolong terjal namun masih terdapat area pijakan dan batu untuk berpegang yang cukup membantu. Malam itu terang bulan jadi cukup membantu saya untuk melihat jalur pendakian. Setelah 45 menit mendaki, sudah terlihat kelap-kelip lampu kemah para pendaki yang menambah semangat saya tapi juga menjadi sugesti bahwa pendakian sebentar lagi. Target pendakian dua jam dapat dipercepat menjadi satu setengah jam.
Mencari tempat mendirikan tenda cukup sulit karena saat itu ramai dan kami tidak cukup mengenal area Pergasingan. Akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda di dekat jalur akhir pendakian walaupun angin secara langsung menerpa tenda. Tenda selesai dan teh hangat datang. Setelah cukup beristirahat saya coba untuk keluar menikmati taburan bintang. Memesona sekali, walaupun terang saat itu bintang tetap indah bersinar. Tidak puas kalau tidak mengabadikan momen ini. Angin bertiup semakin kencang dan udara semakin dingin. Akhirnya saya menyerah, kamera saya biarkan di luar untuk time lapse dan saya beristirahat.
Pagi hari waktunya menikmati pesona lain, matahari terbit. Saya sedikit berjalan ke timur bersama pendaki lainnya. Sayangnya cuaca tidak begitu mendukung, awan di timur menutupi matahari terbit. Namun pagi yang semakin terang semakin memperjelas indahnya Pergasingan. Rinjani benar-benar megah terpapar oleh matahari pagi dan Sembalun benar-benar elok dengan polesan kabut tipis. Saya takjub, saya terpesona.
Cukup lama kami berfoto dan kembali ke tenda. Banyak yang mulai membereskan tenda dan turun menghindari perjalanan di siang hari karena kondisi jalur tanpa pohon menjadikan perjalanan yang dapat sangat panas di siang hari. Setelah sarapan mie instan dan minum teh hangat kami membereskan tenda dan turun.
Kurang memang rasanya jika hanya satu hari di Sembalun karena masih banyak tempat-tempat memesona lainnya. Lain kali, lain waktu, lain suasana saya akan ke tempat ini lagi. Semoga tetap lestari.